Minggu, 08 Maret 2009

MANAJEMEN MUTU

MANAJEMEN MUTU


  1. Total Quality Manajemen

Total Quality Manajemen (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Pendekatan terhadap TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik (TQM) berikut ini:

  1. Fokus pada pelanggan (internal dan eksternal)

  2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

  3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

  4. Memiliki komitmen jangka panjang

  5. Membutuhkan kerjasama tim

  6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan

  7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

  8. Memberikan kebebasan yang terkendali

  9. Memiliki kesatuan tujuan

  10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan dan pemberdayaan karyawan


  1. Malcom Baldrige National Quality Award (MBNQA)

    1. Pengertian

MBNQA merupakan system manajemen kualitas/mutu formal yang terikat pada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi penyusun model system manajemen kualitas. MBNQA merupakan system manajemen yang berlaku di Amerika Serikat maupun berlaku pada tingkat international.

    1. Tujuan

      1. Mempromosikan kesadaran kualitas

      2. Memberikan penghargaan terhadap pencapaian mutu

      3. mempublikasikan keberhasilan strategi manajemen mutu.

    2. Sistem Penilaian

MBNQA Berada di bawah tanggung jawab The National Institute of Standards and Technoology (NIST). System Manajemen kualitas MBNQA berdasarkan pada tiga tahap proses penilaian:

      1. Evaluasi dari suatu pertanyaan tertulis

      2. Kunjungan lapangan ke organisasi/perusahaan yang memiliki skor tertinggi berdasarkan pertanyaan tertulis.

      3. Penilaian akhir untuk menentukan pemenang MBNQA berdasarkan hasul keseluruhan penilaian.

Proses penilaian didasarkan pada suatu konsorsium yang dibentuk oleh American Society for Quality (ASQ) dan The American Productivity dan Quality Center (APQC).

Terdapat tujuh kategori yang dinilai dalam MBNQA yaitu;

  1. Kepemimpinan

a). Kepemimpinan organisasi

b). Tanggung jawab public dan warga negara

  1. Perencanaan Strategik

a). Pengembangan strategic

b). Penyebarluasan strategi

  1. Focus Pasar, Staf, Stakeholder

a). Pengetahuan dari staf, stakeholder dan ekspektasi serta kebutuhan pasar

b). Hubungan serta kepuasan staf dan stakeholder

4. Informasi dan Analisis

a). Pengukuran dan analisis kinerja organisasi

b). Manajemen informasi

5. Fokus Sumber Daya Manusia (SDM)

a). Sistem-sistem kerja

b). Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM

c). Kesejahteraan dan kepuasan SDM

6. Manajemen Proses

a). Desain pendidikan dan proses penyerahan

b). Pelayanan Staf

c). Proses-proses pendukung

7. Hasil kinerja organisasi

a). Hasil-hasil pembelajaran staf

b). Hasil-hasil berfokus staf dan stakeholder

c). Hasil-hasil anggaran, keuangan, customer

d). Hasil-hasil SDM

e). Hasil-hasil efektifitas organisasi


  1. Six Sigma

1. Pengertian

Six sigma adalah suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatic yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas.

Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima nilai yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan harapaannya. Apabila produk baik itu barang maupun jasa diproses pada tingkat kualitas 6-sigma organisasi mengharapkan bahwa 99,99% kegagalan dalam produk jasa itu. Dengan demikian 6-sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja system manajemen rumah sakit. Tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi pemberian jasa pelayanan. Proyek peningkatan kualitas Six dari tingkat atas sampai bawah dan akan ditangani langsung oleh Black Belt (merupakan pemimpin team;team leader) yang bertanggung jawab untuk pengukuran, analisis, peningkatan dan pengendalian proses-proses kunci yang mempengaruhi kepuasan pelanggan atau pertumbuhan produktivitas.

Six-sigma juga dapat dianggap sesuai strategi terobosan yang memungkinkan siatu organisasi melakukan peningkatan luar biasa (dramatic) tingkat bawah. Six-sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri berfokus pada pelanggan melalui perhatian terhadap kemampuan proses (capability).

Terdapat 6 (enam) aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi konsep six-sigma, yaitu:

1). Identifikasi customer

2). Identifikasi produk

3). Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk customer

4). Definisikan proses

5). Hindarkan kesalahan dalam proses dan hilangkan semua pemborosan yang ada

6). Meningkatkan proses secara terus-menerus menuju Six-sigma.

b. Tujuan

Menghasilkan peningkatan kualitas secara dramatic dalam system manajemen menuju tingkat kegagalan nol (zero defect)


  1. Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard dikembangkan oleh S. Kaplan dan David P.Norton pada tahun 1990 dari suatu proyek penelitian yang melibatkan selusin perusahaan dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja baru (Kaplan and Norton), 2000). Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu: 1). Scorecard (kartu skor) dan balanced (berimbang). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern (Mulyadi, 2001), antara hasil yang diinginkan dan pemicu kinerja dari hasil tersebut (Tunggal, 2002).

Balanced Scorecard adalah suatu kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi dan komprehensif yang diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan. Balanced Scorecard menyajikan penerjemahan misi dan strategi suatu unit usaha menjadi tujuan dan tolak ukur yang berwujud, yang terdiri dari empat perspektif, yaitu: komponen perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, komponen perspektif proses bisnis internal, komponen perspektif customer, dan komponen perapektif keuangan.

  1. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menetapkan pemacu untuk membangun kompetensi personel, dan sumber daya lain seperti prasana system informasi, penciptaan suasana lingkungan kerja yang mendukung perspektif lainnya.

  2. Perspektif proses bisnis menggambarkan proses atau system yang dijalankan dan yang dibangun untuk melayani customer dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu.

  3. Perspektif customer memberikan gambaran tentang segmen pasar yang dituju, pemahaman terhadap harapan dan kebutuhan pasar (masyarakat secara luas, dan pasien beserta keluarga secara khusus).

  4. Perspektif keuangan memberikan gambaran sasaran keuangan yang dicapai dan yang perlu dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya.



Tidak ada komentar: